Selasa, 01 November 2011

Singapura-Malaysia Paling Terpukul Perlambatan Ekonomi

Pertumbuhan sektor perdagangan dunia menjadi lambat seiring ketidakpastian kondisi ekonomi dunia saat ini. 
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, kinerja perdagangan nasional tidak bisa menghindar dari dampak buruk ekonomi dunia, hanya saja dampaknya tidak terlalu besar. Alasannya, ekonomi Indonesia tidak terlalu mengandalkan sektor perdagangan sebagai penopang laju pertumbuhan ekonomi nasional. 
“Singapura dan Malaysia diperkirakan paling merasakan dampak buruknya karena sangat tergantung pada ekspor-impor,” kata Bambang, Selasa (1/11/2011).
Guru besar Universitas Indonesia  menilai  target ekspor yang dipasang pemerintah tahun 2011 sebesar USD200 miliar merupakan target yang realistis meskipun terjadi perlambatan dalam kinerja perdagangan internasional. 
Sekadar info Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kinerja ekspor September 2011 hanya mampu mencapai level USD17,82 miliar. Jika dibandingkan dengan kinerja ekspor Agustus 2011, realisasinya mengalami penurunan 4,45 %.
Ekspor Agustus tercatat sanggup menembus USD18 miliar. Selain lantaran tren ekspor pada Oktober yang selalu menurun, BPS melihat dampak lain yang menggangu kinerja ekspor kali ini. “Ekspor turun karena krisis global, pasti ada pengaruhnya, suka tidak suka,” ungkap Deputi bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Djamal. 
Terganggunya kinerja ekspor dirasakan untuk ekspor nonmigas yang mengalami penurunan 6,24 % dibandingkan Agustus 2011. Ekspor non migas pada September mencapai USD13,65 miliar. Belum stabilnya kondisi perekonomian di Eropa dan Amerika Serikat membuat permintaan dari 2 negara tersebut mengalami penurunan. Dari data yang dihimpun BPS, ekspor Indonesia ke negara-negara Eropa menurun dari USD1,9 miliar pada Agustus menjadi USD1,3 miliar pada September 2011 atau mengalami penurunan USD500 juta. 
Hal serupa juga terjadi pada ekspor ke Amerika Serikat dari sebelumnya mampu mencapai  hingga USD1,38 miliar (Agustus 2011) menjadi USD1,18 miliar (September 2011) atau mengalami penurunan USD200 juta. “Selain krisis, terjadi penurunan juga karena harga komoditas menurun,” tutur Jamal.

Sumber : http://economy.okezone.com/read/2011/11/01/20/523511/singapura-malaysia-paling-terpukul-perlambatan-ekonomi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar